Selasa, 20 November 2012

Murai Bahan Hutan Lampung Super dalam Uji NyaLi

Sobat kicau mania apa kabar...,kembali aku ingin sedikit berbagi kisah tentang pengalamanku...
Di rumah aku punya se ekor burung murai yang kata orang itu Murai Medan. Aku beli dalam kondisi sudah setengah mapan, artinya sudah makan voor. Suatu hari, saat aku berkunjung ke tempat pengepul burung langgananku di cikaret bogor, saat itu pas datang murai bahan hutan Lampung super, dan harganya ternyata jauh dengan dibandingkan harga murai medan. Karena itu tertarik juga untuk meminang satu ekor, maka benar benar aku ambil satu ekor murai bahan Lampung super, tapi aku minta terima burung dalam kondisi sudah mau makan voor, walaupun harganya nambah sedikit tidak masalah yang penting aman.
Saat sudah ngevoor (kira2 semingguan) akhirnya tuh murai aku ambil dan bawa pulang. Diluar dugaan, karena biasa memelihara murai yg kondisi stengah mapan, sekarang datang burung yang baru saja mau makan voor...,wuiiih liar nya minta ampun. Sampe gak tega melihat nya, nabrak sana sini seperti gaya angkot bogor kalo lagi dikejar setoran hahaa..
Burung sampe di rumah dari hari pertama aku kerodong terus maksud hati biar kondisinya lebih tenang.
Pada hari ke lima, ada seorang teman sesama penghobi burung telpon, sekedar tanya kabar ini itu, ya akhirnya aku ceritakan ke dia kalo aku baru punya momongan baru se ekor murai Lampung spr bahan hutan kondisi baru ngevoor dan super giras. Eeeeh temenku tertarik mau liat langsung, ya silahkan saja kataku. Ke esokkan harinya benar saja temanku jadi main ke rumah tuk melihat si angkot bogor lagi kejar setoran hahaa... Tapi ternyata dia mau juga tuh burung, dan karena memang aku kurang suka burung giras, akhirnya kukasihkan juga ke dia dengan tuker dengan burung lain yg aku buat utk isian murai medanku.
Seminggu berlalu,sudah lupa aku kalo pernah punya burung murai muda hutan, sampai suatu siang aku di telpon ama temanku (yang ambil muraiku), dia mengabarkan kalo burung murai yg dari aku sudah jadi almarhum.....innalillahi wainna ilaihi ro'jiun. Aku sempat bertanya banyak, kok bisa sampe almarhum, padahal kondisi burung sdh makan voor stabil, cuma giras saja dan menurutku kalo giras akan bisa kita jinakkan dengan sabar saja menunggu waktu....
Dari situ rasa penasaran dan tanda tanya sering berkecamuk dalam hati, selalu saja ada pertanyaan mengganjal: "Kok bisa..Kok bisa mati..??"..
Akhirnya saat berkunjung ke cibinong (tempat mertuaku), aku mampir ke cikaret tempat pengepul burung langgananku, dan bercerita soal murai ku yg mati ditangan temanku padahal kondisi sdh ngevoor. Dari cerita yang aku tangkap dari pengepul, memelihara burung murai bahan hutan sebenarnya tidak lah susah, gampang gampang saja...,aah masa' (kataku dalam hati).
Timbul niatku untuk menembus keraguan hati, kalo burung yang sudah ngevoor saja bisa mati apalagi yg kondisinya belum ngevoor.., disinilah akhirnya aku ingin membuktikan kalo aku pun bisa dan yakin harus bisa untuk mencoba memelihara burung murai bahan hutan dari kondisi belum ngevoor. Yaa harus bisa...!!!
Tibalah waktu itu, dimana aku utarakan niatku ke pengepul burung langgananku, kalo aku ingin memesan satu ekor mb mh Lampung super yg kondisi belum ngevoor dan akan aku coba ngevoor in sendiri, dan justru aku didukung penuh oleh sang pengepul, makin mantap hati ini.
Hari itu aku masih ingat jelas, hari Minggu 11 November pagi aku di sms oleh pengepul burung, mengabarkan kalo murai akan turun nanti siang. Dengan semangat juang yang tinggi, kupacu motor ku dari rumah ke tempat sang pengepul yang jarak nya sekitar 30 km dari rumahku demi mendapatkan satu momongan sebagai bahan tantangan dalam hobi baru ku ini.
Jam 12.30 aku berangkat, sampai di lokasi sekitar jam 1.30 an. Disana ternyata sudah ada beberapa teman kicau mania juga yang sedang meminang murai sama dengan ku. Setelah masuk ke rumah, langsung memantau murai2 yang masih free alias belum ada yang beli. Aku perhatikan satu satu seperti pakar burung saja, padahal asli kagak tahu mana yg bagus sok gaya saja hahahaaa...,di kotak burung ujung atas ada 2 ekor murai yg masih free, aku liat dan perhatikan: yang satu giras dan gerabakan habis, tapi yang satu tenang dan nangkring bengong kayak orang linglung....,Naaaaah ini dia (batinku) pilihanku, soalnya sama denganku, bengong bingung linglung mau pilih yang mana hahaa..
Gambar di bawah adalah saat murai masih di tempat pengepulnya, terlihat yang satu gerabakan giras, eehhh yang satu nangkring tenang kayak orang bengong..,inilah yang kupilih :



Setelah kutetapkan pilihanku, akhirnya kubayar dan kubawa pulang murai ku. Tantangan nya ternyata sdh dimulai saat menuju rumah. Ditengah Jalan hujan lebat turun dengan ganasnya mengguyur jalanan kota bogor..,waduuuh modar murai ku !!! soalnya bawanya cuma dimasukkan dalam kantong kertas semen saja. Aku cari akal gimana caranya gak kena ujan, ya aku tutup aja ama jas hujan jubahku, aku taruh di ujung jok, ketutup jas hujanku, amaaaaan...
sampai dirumah dimulailah apa yang aku sebut sebagai "UJI NYALI" , ya ini adalah proses Uji nyali...,kenapa??  aku belum punya pengalaman sama sekali memelihara burung murai muda hutan dan belum ngevoor pula...,apakah bisa??
Begitu burung sampai, aku persiapkan sangkarnya, tidak terlalu besar, ukuran sedang saja dan bentuknya persegi. Aku bersihkan tuh sangkar sampai bersih banget. Selanjutnya aku tumbuk voor kasar (merk topsong) sampai agak halus lalu aku campurkan dengan kroto. begitu burung aku masukkan sangkar + dengan pakan voor halus + kroto, langsung aku kerodong gak dibuka buka sampai ke esokkan harinya.
saat malam hari, kandang aku masukkan kedalam rumah, aku dengarkan saja masih bergerak tidak, artinya kalo masih bergerak berarti masih hidup hehee...
ke esokkan hari nya dengan tidak sabar aku keluarkan kandang, untuk mengganti pakan + minum nya. Padahal sebenarnya tujuan utamaku pertama hanya ingin lihat apa muraiku masih bernafas atau sudah almarhum...dan Alhamdulilah ternyata masih bernafas. sampe hari ketiga timbul masalah, stok kroto habis dan di kios kios pun juga kosong, dng alasan musim hujan......waduuuuh mati murai ku (batinku). Langsung aku sms ke pengepul burung ku, gimana solusi kalo gak ada kroto? ..eeh beliau bilang: pake cacing aja pak.
waaah langsung aku cari cacing, karena musim ujan gampang carinya, dapet 3 ekor montok2 badannya, langsung aku cincang jadi kecil2 dan aku campurkan dengan voor halus. Alhamdulillah murai ku selamat, mau makan lagi..
Dihari ke empat, ada sebuah kejutan terjadi, saat subuh aku dengar suara burung murai bunyi ngeplong yg terdengar jelas, sambil memicingkan mata karena hari masih gelap aku berpikir...ahhh murai medan ku berisik amat subuh2 pake bunyi segala, padahal gak pernah sebelumnya. tapi begitu bunyi lagi aku jadi ingat, kalo murai medan ku aku gantang didalam kamar sedang murai Lampung super bahan hutan aku gantang dibelakang, dan suara itu asalnya dari bagian belakang......waaaaaaah langsung bangun aku, pasang telinga lebar2, bener apa ini..???
dan setelah bunyi lagi baru aku yakin, ternyata murai bahan hutan yang baru empat hari di rumah sdh mau ngeplong.....wuiiih senang juga dengernya, biarin deh berisik ayo bunyi terus (batinku sambil tertawa)..
Kejutan berikutnya adalah saat pagi hari di hari ke-5 , ternyata kotoran murai bahan hutan ku sudah keras dan berbentuk voor coklat......aku langsung teriak "Yesss....BERHASIIIIIILL"


inilah Gambar kotoran murai bahan Lampung super ku saat masuk hari ke lima, sudah terlihat kotoran dalam bentuk padat kecoklatan.

Setelah pagi tau murai bahan ku sudah mau makan voor, maka langsung siang nya aku cari kandang bulat untuk murai, dan masuk hari ke tujuh aku pindahkan burung murai bahanku ke kandang bulat khusus murai.
Sebenarnya aku masih ragu, setelah dipindahkan kandang apakah masih doyan makan khususnya makan voor, ke dua apakah masih mau bunyi ngeplong (walaupun subuh juga). Tapi setelah tiga hari dalam kandang baru nya, ternyata murai Lampung super bahan hutan ku tetap makan voor dengan baik, dan tetap bunyi sesekali, lumayanlah utk sekedar menyenangkan tuan nya hehee...


ini penampakan murai bahan Lampung super ku, di kandang baru nya pada hari ke delapan.

Sobat kicau mania..,Pengalaman ku ini membuatku banyak menimba ilmu dan pengalaman berharga yang sengaja aku torehkan dalam kata kata yang terbatas ini, semoga bisa meng inspirasi kicau mania yang lain, khususnya bagi pemula bahwasannya, jangan merasa kita tidak mampu sebelum kita mencobanya, itu yang pertama terjadi pada diri saya pribadi. cari aman (cari burung yg sdh mapan) dan tidak mau mencoba. Setelah mencoba dalam proses UJI NYALI dan "berhasil" ada sebersit kebahagiaan tersendiri di dalam hati yang paling dalam..
Semoga bisa menularkan ke teman yang lain......"Salam Kicau Mania"

9 komentar:

  1. aslm wb pak beli bahan muray batu di cibinongnya dmna ?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. mantap om,,(y) kalau aku beli bahan trus beberapa hari aku piara malah jadi keliatan lemah letih lesu, nafsu makan hilang,, langsung aja aku jual,, hehehe,, itu pengalaman ku,,, :D peace om :D

    BalasHapus
  4. inti dari smua nya ,,, timbulkan rasa kasih sayang kita ke pada smua peliharaan .. khusus nya MURAI niscaya burung DAN sang pencipta pasti percaya kalo di tangan tuan nya akan merasa nyaman dan terlindungi,, tapi ingat satu hal .. memelihara murai harus dengan kesabaran dan pengalaman dari pembelajaran ,, message me kalo kalian ingin solusi MB mh denngan tepat dan benar 08568333474

    BalasHapus
  5. berapa harganya pak murai bahan yang belum ngepur?

    BalasHapus
  6. Betul gan...ane 3 hari udh doyan pur...

    BalasHapus
  7. saya bawa di cikaret-cibinong juga yg 'dah ngepur masih perlu uji nyali soalnya msih nol pengalaman, thank's kg jacky atas inspirasinya saya mo nyoba juga yg LS blajar ngepur-in sndiri. salam dr Purwakarta.

    BalasHapus
  8. minta kontak yang dicikaret-cibinong dong om?

    BalasHapus